·
Ciri khas perekonomian periode SBY
Kondisi
perekonomian Indonesia pada masa pemerintahan SBY mengalami perkembangan yang
sangat baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008 hingga
2009.Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berhasil mendobrak
dan menjadi katarsis terhadap kebuntuan tersebut. Korupsi dan kemiskinan tetap
menjadi masalah di Indonesia. Namun setelah beberapa tahun berada dalam
kepemimpinan nasional yang tidak menentu, SBY telah berhasil menciptakan
kestabilan politik dan ekonomi di Indonesia. Salah satu penyebab utama
kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan pemerintah yang
berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan utang Negara.
·
Sasaran
pembangunan ekonomi periode SBY
4 sasaran yang jadi sasaran pembangunan
ekonomi. Pro pertumbuhan, pro penciptaan lapangan kerja, pro pengurangan
kemiskinan dan pro kelestarian lingkungan
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan sekaligus memberikan apresiasi, SBY mengungkapkan rencananya pada tahun depan untuk memberikan penghargaan tertinggi untuk kepala daerah yang dinilainya berprestasi dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi.
SBY mengatakan Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. SBY juga mengatakan, harapan rakyat akan terjadinya perubahan sangat tinggi. Karena itu, begitu banyak yang harus dicapai oleh para kepala daerah.
Di samping semua tahu persoalan itu tak ringan tapi selalu ada peluang, ada opportunity yang tak boleh kita sia-siakan
Presiden juga meminta para kepala daerah untuk mengintegrasikan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang telah disusun pemerintah bersama dunia usaha dengan keseluruhan rencana pembangunan baik jangka panjang maupun jangka menengah.
SBY menyambut baik niat para pimpinan daerah menggunakan semaksimal mungkin anggaran daerahnya untuk meningkatkan pembangunan. Tapi, SBY minta pimpinan daerah memastikan, ketika melaksanakan proyek ekonomi tertentu maka hasil pembangunan itu langsung mengakibatkan pertumbuhan, mengurangi pengangguran dan kemiskinan dan tetap tidak merusak lingkungan.
Untuk memacu pertumbuhan ekonomi daerah dan sekaligus memberikan apresiasi, SBY mengungkapkan rencananya pada tahun depan untuk memberikan penghargaan tertinggi untuk kepala daerah yang dinilainya berprestasi dalam penciptaan pertumbuhan ekonomi.
SBY mengatakan Percepatan dan Perluasan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkeadilan bagi Peningkatan Kesejahteraan Rakyat. SBY juga mengatakan, harapan rakyat akan terjadinya perubahan sangat tinggi. Karena itu, begitu banyak yang harus dicapai oleh para kepala daerah.
Di samping semua tahu persoalan itu tak ringan tapi selalu ada peluang, ada opportunity yang tak boleh kita sia-siakan
Presiden juga meminta para kepala daerah untuk mengintegrasikan Masterplan Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang telah disusun pemerintah bersama dunia usaha dengan keseluruhan rencana pembangunan baik jangka panjang maupun jangka menengah.
SBY menyambut baik niat para pimpinan daerah menggunakan semaksimal mungkin anggaran daerahnya untuk meningkatkan pembangunan. Tapi, SBY minta pimpinan daerah memastikan, ketika melaksanakan proyek ekonomi tertentu maka hasil pembangunan itu langsung mengakibatkan pertumbuhan, mengurangi pengangguran dan kemiskinan dan tetap tidak merusak lingkungan.
·
Prioritas
Pembangunan ekonomi Indonesia pada periode SBY
Adapun kesebelas prioritas nasional dan 3 prioritas bidang
tersebut adalah (1) reformasi birokrasi dan tata kelola; (2) pendidikan; (3)
kesehatan; (4) penanggulangan kemiskinan; dan (5) ketahanan pangan. Kemudian
(6) infrastruktur; (7) iklim investasi dan iklim usaha; (8) energi; (9)
lingkungan hidup dan pengelolaan bencana; (10) daerah tertinggal, terdepan,
terluar, dan pasca-konflik; serta (11) kebudayaan, kreativitas, dan inovasi
teknologi. Sementara itu, 3 prioritas bidang mencakup: (1) politik, hukum, dan
keamanan, (2) perekonomian, dan (3) kesejahteraan rakyat.
·
Sektor yang
menjadi prioritas
Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kepada semua pihak untuk ikut terlibat dalam
investasi di berbagai sektor untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. Ada enam
sektor yang menurut SBY akan digenjot investasinya. Keenam sektor tersebut
adalah investasi ketahanan pangan, energi, infrastruktur, transportasi, jasa
perdagangan dan informasi.
SBY berjanji untuk menjembatani supaya kebijakan untuk sektor riil lebih tepat. Ia menambahkan pemerintah akan terus berkomunikasi untuk mendorong perbankan mendanai sektor riil. SBY juga meminta kepada pemerintah daerah supaya membuat kebijakan yang tepat untuk menarik investasi. Tahun lalu ada 406 peraturan daerah yang dibatalkan karena dianggap menghambat investasi yang masuk.
SBY berjanji untuk menjembatani supaya kebijakan untuk sektor riil lebih tepat. Ia menambahkan pemerintah akan terus berkomunikasi untuk mendorong perbankan mendanai sektor riil. SBY juga meminta kepada pemerintah daerah supaya membuat kebijakan yang tepat untuk menarik investasi. Tahun lalu ada 406 peraturan daerah yang dibatalkan karena dianggap menghambat investasi yang masuk.
·
Hasil pembangunan
ekonomi di periode SBY
10 Tahun Terakhir yang Membanggakan
Dalam 10 tahun terakhir (1998-2008), pembangunan di
Indonesia mengalami kemajuan signifikan. Pertumbuhan ekonomi, misalnya, pada
tahun 1998 minus 13.1 persen. Pada SBY tampil sebagai Presiden, tahun 2004,
pertumbuhan ekonomi naik pesat menjadi 5.1 persen. Dan tahun 2008 diproyeksikan
sebesar 6,4 persen. Cadangan devisa yang semula 33.8 miliar dolar AS, pada
tahun 2008 naik menjadi 69.1 persen.
Tingkat kemiskinan juga terus berkurang. Pada tahun 1998,
angka kemiskinan mencapai 24.2 persen. Pada masa awal Presiden SBY, tingkat
kemiskinan ini turun menjadi 16.7 persen. Dan pada 2008 tinggal 15.4 persen
dari total penduduk Indonesia.
Utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dipangkas
habis pada masa pemerintahan SBY. Tengok saja, pada tahun 1998, utang Indonesia
kepada IMF sebesar 9.1 miliar dolar AS. Pada tahun 2006, dua tahun setelah
memimpin Indonesia, Presiden SBY berhasil melunasi seluruh utang kita sebesar
7.8 miliar dolar AS.